Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan

Birokrasi
Kelompok tani merupakan sebuah organisasi birokrasi modern yang merupakan bentukan pemerintah dan atas kemauan masyarakat. Ada beberapa hal yang harus diketahui mengenai organisasi birokrasi, dalam kajian Robert K. Merton (Sosiologi Kontemporer 2010:32) beberapa hal dalam organisasi birokrasi modern:

  1. Birokrasi merupakan struktur sosial yang terorganisir secara rasional dan formal.
  2. Ia meliputi suatu pola kegiatan yang memiliki batas-batas yang jelas.
  3. Kegiatan-kegiatan tersebut secara ideal berhubungan dengan tujuan-tujuan organisasi.
  4. Jabatan-jabatan dalam organisasi diintegrasikan kedalam keseluruhan struktur birokratisi.
  5. Status-status dalam birokrasi tersusun kedalam susunan yang bersifat hirerakis.
  6. Berbagai kewajiban dan hak-hak di dalam birokrasi dibatasi oleh aturan-aturan yang terbatas serta terperinci.
  7. Otoritas pada jabatan bukan pada orang.
  8. Hubungan-hubungan antara orang-orang dibatasi secara formal.
Kelompok wanita tani merupakan bagian dari organisasi birokrasi sebagaimana yang disebut oleh Merton. Kelompok wanita tani memiliki strukutur sosial yang dibentuk oleh pemerintah sendiri, memiliki anggota, memiliki anggota, memiliki anggaran dasar sebagai pondasi dan juga memiliki tujuan dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna mewujudkan tujuan utama. Terdapat tiga tujuan dibentuknya kelompok wanita tani yakni meningkatkan jumlah kelompok, meningkatkan kemampuan kelompok dalam menjalankan fungsinya dan mendorong kelompok meningkatkan kapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi petani. Kelompok wanita tani ini dibentuk pemerintah guna mempermudah pemerintah mengalokasikan bantuan dan juga lebih mudah untuk melihat perkembangan petani itu sendiri.

Dalam tulisan Anna Strempel (2011), mengatakan bahwa fokus kelompok wanita tani adalah pada usaha membentuk dan mendukung kelompok tani perempuan, atau KWT. Dimana masing-masing KWT terdiri dari 10-25 orang perempuan yang bekerja bersama-sama untuk menanam aneka sayuran di kebun bersama dan pekarangan. Pemerintah menyediakan bantuan untuk memulai kelompok wanita tani baru berupa sarana teknis mengenai tanaman dan budidaya, saran operasional mengenai struktur dan fungsi kelompok, kesempatan untuk meningkatkan kapasitas, menghubungkan kelompok dengan petugas penyuluhan setempat, dan penyediaan bantuan dana terbatas untuk membeli benih dan peralatan. Kelompok-kelompok tersebut kemudian mengelola kelompoknya sendiri dengan tujuan akhir mencapai kesinambungan dan kemandirian finansial.

Dalam pernyataan Merton yang lain juga menyatakan bahwa kepribadian merupakan produk organisasi struktural. Dimana struktur birokratis memberi tekanan terhadap individu sehingga mereka menjadi “disiplin, bijaksana dan metodis”. Meskipun kadang tekanan itu menjurus pada kepatuhan dan cenderung membabi buta sehingga lupa dengan pertimbangan tujuan dan fungsi-fungsi untuk apa aturan itu pada awalnya dibuat. Merton menyebutkan bahwa adanya disfungsi dalam organisasi jika adanya tekanan yang menjurus pada kepatuhan yang membabi buta.

Organisasi akan menanamkan nilai-nilai yang dianut untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Setiap organisasi birokrasi memiliki nilai-nilai dan cara mensosialisasikan terhadap penganutnya dengan cara berbeda. Penanaman nilai-nilai dan dilakukan oleh penganutnya merupakan kepribadian yang dari organisasi tersebut. Dimana anggota-anggotanya terkadang atau akan membawa kepribadian organisasi yang ada pada dirinya baik dalam keluarga maupun ketika dia bergaul. Jika ia melakukannya terlalu berlebihan hal inilah yang sebagaimana disebutkan K. Merton di atas. Disfungsi juga terjadi pada organisasi birokrasi apabila fungsi-fungsi yang seharusnya dijalankannya menyimpang.

Organisasi kelompok wanita tani yang tergabung dengan Gapoktan memiliki nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Berbagai cara yang dilakukan guna mencapai tujuan tersebut, seperti yang ada pada struktur pengembangan kelembagaan, sebagaimana yang terlihat pada bagan di bawah ini :

Paradigma Pengembangan Kelembagaan Petani
Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Kelas Belajar
Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti pada peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Menurut Slameto (2003:27), belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu peubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, belajar juga memeiliki berbagai manfaat :
  1. Melalui proses belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada individu atau kelompok .
  2. Melalui proses belajar dapat menumbuhkan motivasi pada individu atau kelompok dan adapat menjadikannya sukses.
  3. Melalui proses belajar akan menambah banyak ilmu pengetahuan.
  4. Melalui proses belajar, individu atau kelompok dapat dibutuhkan oleh lingkungan sekitar.
  5. Melalui proses belajar, dapat menambah keterampilan dalam diri individu atau kelompok.
Dalam proses belajar banyak yang harus dilalui dan terdapat berbagai ujian dan juga evaluasi. Kelompok wanita tani yang merupakan salah satu media atau wadah para petani perempuan untuk belajar karena salah satu fungsi kelompok wanita tani adalah sebagai kelas belajar. Proses belajar pada kelompok wanita tani berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.82 Tahun 2013 meliputi beberapa hal di bawah ini :
  • Menggali dan merumuskan kebutuhan belajar
  • Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan belajar
  • Menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi anggota kelompok wanita tani
  • Melaksanakan proses pertemuan dan pembelajaran secara kondusif dan tertib
  • Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber informasi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari sesama petani, instansi pembina maupun pihak-pihak lain
  • Menciptakan iklim/lingkungan belajar yang sesuai
  • Aktif dalam proses belajar-mengajar, termasuk mendatangkan dan berkonsultasi kepada kelembagaan penyuluhan pertanian, sumber-sumber informasi lainnya.
  • Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi anggota kelompok wanita tani
  • Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melakukan berbagai kegiatan kelompok wanita tani.
  • Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam kelompok wanita tani, antar kelompok tani.
Salah satu metode penyuluhan pembangunan pertanian yang sampai saat ini lebih sering digunakan adalah metode pertemuan kelompok secara langsung dengan media lisan, cetak, maupun terproyeksi. Metode ini biasanya dilakukan dalam dua bentuk pertemuan kelompok, yaitu ceramah dan diskusi kelompok. Bentuk pertama lebih bersifat top-down karena informasi lebih banyak bersumber dari penyuluh, sedangkan bentuk yang kedua lebih bersifat buttom-up karena penyuluh hanya berstatus sebagai fasilitator berlangsungnya diskusi kelompok sehingga informasi lebih banyak bersumber dari peserta. Keefektifan kedua bentuk pertemuan dalam penyuluhan pembangunan per-tanian tersebut tidak dapat dibandingkan satu dan lainnya karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi penyuluhan pembangunan per-tanian akan efektif jika dilakukan dengan metode dan bentuk yang sesuai dengan karakteristik kelompok sasarannya.

Beberapa langkah di atas yang merupakan fungsi kelompok wanita tani sebagai kelas belajar saling berkesinambungan. Dimana kelompok wanita tani menggali dan merumuskan apa yang hendak dipelajari, membuat pertemuan berkala, mendatangkan konsultan di bidang pertanian dan aktif saling belajar mengajar. Fungsi sebagai kelas belajar bagi masyarakat perempuan di pertanian tersebut, merupakan salah satu pola kegiatan dalam memenuhi tujuan kelompok tani itu sendiri sebagaimana disebutkan Merton. Pada proses pembelajaran telah ditetapkan beberapa persiapan dan tujuan yang hendak dicapai dalam belajar. Dari proses pembelajaran di atas, dapat di tangkap maksud dari tujuan dari fungsi kelompok wanita tani sebagai kelas belajar. Tujuan- tujuan itu diantaranya adalah, menjadikan anggota kelompok wanita tani menjadi wanita yang memiliki pengetahuan yang luas, hal ini diperlihatkan dengan adanya penyuluhan dengan mendatangkan konsultan dari bidang pertanian. Menjadikan anggota kelompok wanita tani menjadi petani yang sukses, disiplin, dan juga aktif. Beberapa tujuan-tujuan itu dijalankan oleh kelompok wanita tani melalui fungsinya sebagai kelas belajar.

Melalui belajar dan menambah pengetahuan juga wawasan, individu maupun kelompok dapat mengubah kebiasaannya. Menurut Yudi L. A (2012), pada hasil penelitian di Desa Gerem Kota Cilegon Provinsi Banten, menunjukkan bahwa keputusan petani dalam pemanfaatan lahan pertaniannya dipengaruhi oleh pemahaman mereka mengenai Sistem Usaha Tani (SUT) Konservasi, hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh pengetahuan terhadap pengambilan sikap para petani.

Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Wahana Kerjasama
Berkelompok berarti terdiri lebih dari satu individu, dua, tiga dan selebihnya. Dalam organisasi yang merupakan kumpulan individu-individu dengan tujuan yang sama, akan memiliki struktur, aturan- aturan dan hubungan kerja yang pasti, yang semuanya harus diikuti sepenuhnya oleh seluruh anggota. Organisasi lebih diartikan sebagai tempat di mana kerjasama berlangsung. Beberapa point yang menunjukkan kemampuan yang diharapkan melalui fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana kerjasama adalah sebagai berikut :
  1. Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama.
  2. Menciptakan keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan diantara anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesame anggota kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama.
  4. Mengembangkan kedisiplianan dan rasa tanggung jawab diantara sesame anggota kelompok.
  5. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi anggota kelompok.
  6. Melaksanakan kerjasama penyediaan sarana dan prasarana jasa pertanian.
  7. Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan.
  8. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan berssama dalam kelompok maupun pihak lain.
  9. Menjalin kerjasama dan kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana produksi, pengolahan, pemasaran hasil, atau pemodalan.
  10. Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha anggota kelompok

Fungsi kelompok wanita tani sebagai wahana kerjasama bukan hanya membuat lingkaran kerjasama dalam kelompok itu sendiri meliankan keluar bahkan kerjasama dengan lingkungan melalui pelestarian lingkungan. Bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan kelompok wanita tani juga dilakukan guna mengembangkan jaringan juga kemudahan. Kerjasama sangat penting dalam pencapaian rencana kerja yang telah dibuat jauh-jauh hari.

Menurut, Ir. Yan Elfi (2002), kerjasama kelompok dalam kelompok dipengaruhi dengan kesadaran dan pengertian anggota kelompok akan manfaat kerjasama melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha tani yang telah direncanakan terlebih dahulu, atau jika kelompok tidak memilki tingkat kerjasama yang baik maka bahwa pembinaan yang dilakukan oleh petugas penyuluhan terhadap kelompok belum terlaksana seperti apa yang diharapkan. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya kerjasama yang pertama sekali dianjurkan oleh para penyuluh yang datang yang kemudian atas dasar kesadaran akan dilanjutkan oleh anggota kelompok.

Kerjasama juga sangat berpengaruh dalam kinerja. Muhammad Khadafi (2010) menyatakan bahwa kerjasama tim dan orientasi mempunyai peranan penting terhadap kinerja paada lembaga keuangan mikro (LKM). Hal ini berarti menentut kerjasama merupakan suatu keharusan dikarenakan anggota kelompok merupakan actor-aktor pelaksana dalam kelompok wanita tani. Sebelum ada kerjasama tentunya harus terdapat kenyamanan yang akan berdampak pada mood anggota kelompok pada kelompoknya sendiri.

Fungsi Kelompok Wanita Tani Sebagai Unit Produksi
Fungsi kelompok wanita tani yang terakhir adalah sebagai unit produksi, yang berarti mengelola sumberdaya menjadi barang atau jasa yang dapat didistribusikan dan mengasilkan keuntungan. Beberapa kegiatan unit produksi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga unit produksi berfungsi sebagai tempat latihan keterampilan, pengembangan kreatifitas dan berwirausaha bagi anggota kelompok.

Sebagai unit produksi kelompok diarahkan untuk memilki kemampuan sebagai berikut :
  1. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang tekhnologi, sosial, pemodalan, saran produksi dan sumber daya alam lainnya.
  2. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama, serta rencana kebutuhan kelompok atas dasar pertimbangan efisiensi.
  3. Memfasilitasi penerapan teknologi usaha tani oleh para anggota kelompok sesuai dengan rencana kegiatan.
  4. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanakan usaha tani
  5. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok, maupun kesepakatan dengan pihak lain.
  6. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan kelompok, sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang.
  7. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
  8. Mengelola administrasi secara baik dan benar.

No comments:

Post a Comment