Studi Kelayakan untuk mendirikan Apotek adalah suatu kajian yang dikerjakan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan investasi yang mengandung resiko. Studi kelayakan untuk mendirikan apotek dilakukan untuk memperkirakan berbagai hal yang dapat mengakibatkan kegagalan sehingga dapat diantisipasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mendirikan Apotek.
Hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian suatu apotek adalah :
- Apoteker Pengelola Apotek (APA) tidak memahami dengan benar bidang usaha perapotekan.
- Modal usaha yang dibutuhkan ternyata lebih tinggi dari dana yang diperkirakan.
- Terlampau sedikit konsumen yang datang ke apotek sehingga kapasitas kerja jauh melebihi pekerjaan yang ada, akibatnya kegiatan berlangsung tidak efisien.
- Kesulitan dalam pengadaan modal kerja, akibat perbekalan farmasi yang harus disediakan bertambah jumlahnya.
Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan studi kelayakan mendirikan apotek :
- Survey dan pemilihan lokasi.
- Membuat analisa pembelanjaan, meliputi modal minimal yang diperlukan, kemungkinan sumber modal Serta analisa impas.
- Menentukan target yang ingin dicapai.
Lokasi tempat berdirinya Apotek
Lokasi sangat mempengaruhi maju mundurnya usaha apotek, maka penentuan lokasi apotek merupakan pemikiran awal yang paling penting. Untuk dapat hidup berkesinambungan, apotek harus mempunyai konsumen yang sedapat mungkin terus bertambah jumlahnya. Oleh karena itu, lokasi harus dicari sedemikian rupa sehingga konsumen dengan mudah dapat mencapainya.
Lokasi yang baik untuk mendirikan apotek memiliki keadaan:
- Daerah yang ramai, dekat dengan pemukiman penduduk ataupun daerah pembelanjaan.
- Daerah yang padat penduduknya dengan tingkat kehidupan yang cukup mampu.
- Adanya tempat pelayanan kesehatan seperti praktek dokter, rumah sakit ataupun poliklinik di daerah yang aman dan mudah dijangkau oleh masyarakat banyak.
Analisa Besar keilnya Pembelanjaan
Jumlah anggaran belanja yang dibutuhkan untuk mendirikan apotek dihitung sebagai modal minimal yaitu jumlah modal yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat diperolehnya izin apotek mampu melaksanakan tugasnya untuk melayani masyarakat dengan baik.
Penggunaan modal minimal tersebut mencakup:
- Pengadaan aktiva (harta tetap) yaitu aktiva atau harta relatif yang dapat digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan dan mempunyai umur ekonomis dan massa manfaat lebih dari satu tahun, yang termasuk didalamnya bangunan dan barang-barang inventaris.
- Pengadaan aktiva (harta lancar) yaitu aktiva atau harta relatif yang dapat diubah menjadi uang yang dapat dijual atau dipakai dalam jangka waktu pendek kurang dari saru tahun.
- Biaya awal yaitu pengeluaran yang dapat digolongkan sebagai biaya yang dikeluarkan pada awal pendirian apotek. Temasuk didalamnya sewa gedung (bagi yang sewa). Renovasi gedung untuk merubah penampilan sebagai apotek.
- Kas yaitu uang kontan, baik ditangan atau di bank dalam bentuk rekening koran yang sewaktu-waktu dapat digunakan, misalnya untuk pembayaran gaji, berbagai retribusi.
Target Keberhasilan Pendapatan Apotek
Setelah ditentukan titik impas (B.E.P), kita akan mengetahui kira-kira sampai dimana posisi kita dalam suatu usaha, ataupun sasaran (target) yang akan kita capai.
Untuk dapat memenuhi target tersebut, maka perlu dipertimbangkan dengan seksama faktor yang mempengaruhi perhitungan titik impas yaitu :
- Biaya tetap yaitu jenis biaya yang selama 1 periode jumlahnya tetap dan tidak mengalami perubahan, seperti : gaji, sewa gedung.
- Margin (keuntungan) yaitu suatu penjual yang berdasarkan pada bagian harga yang disepakati antara pembeli dan penjual.
Hal ini perlu dipertimbangkan dengan cermat dan bijaksana sehingga target dengan mudah dan aman dapat dicapai tanpa mengorbankan kebijaksanaan penentuan biaya.
No comments:
Post a Comment