BOYOK DAN BIAWAK
Pada
suatu hari, si boyok (kera) berteriak bertanya siapa yang menjaring ikan dengan
keranjang bambu atau tanggok penangkap ikan “woh, siapa nanggok di sini?” tanyak si Boyok. “aku” kata si
biawak. Ke hilir ke hulu, ke hilir ke hulu biawak nanggok. “heh, kepala seperti baji, ekor seperti gergaji, perut
seperti kecapi” kata boyok kepada biawak. “ heh, nanti kau rasa” kata biawak.
Beberapa
hari berikutnya, boyok nanggok . ke
hilir ke hulu, ke hilir ke hulu. “hoh, siapa nanggok?” tanya biawak. “Aku”
jawab Boyok. “heh, kepala rupa tungku, mata temenang
calo, perut rupa labu, tangan rupa sendok, ekor rupa paku” kata Biawak menghina
Boyok. “huh…, siapa yang mengajari kamu?” tanya si Boyok. “San Pipit”, jawab si
Biawak.
Boyok menyuruh hari cepat malam, ketika sudah malam
si Boyok langsung memanjat pohon pinang. Ia lalu memakan burung pipit satu
persatu. Boyok, selalu menyimpan makanan di bawah mulutnya terlebih dahulu baru
dimakan dan ditelannya. “huu..hh.. huuhh..” kata Boyok. Biawak yang melihat
boyok makan burung pipit menjadi kasihan kepada pipit. Ia mencari akal
bagaimana pipit bisa lepas dari mulut boyok. Biawak ingat bahwa boyok suka
berteriak. Kemudian Biawak menyeru kepada Boyok “bersorak san, bersorak”.
“huuuuhh.. huuuhh..”kata Boyok. “lebih keras San, lebih keras, teriak lagi
san”.kata Biawak lagi. “hu…hu….” Teriak Boyok lebih keras lagi, dan burung
pipit pun terbang dari mulut Boyok. (Kumang, 21 Mei 2011)
***tanggok adalah keranjang bambu yang bentuknya panjang ke bawah dan
digunakan untuk menangkap udang, ikan, kepiting dan binatang lain yang ada di
bawah daun-daun di sungai. Cara menangkap binatang dengan tanggok adalah dengan memasukkan daun-daun di sungai itu ke dalam tanggok, kemudian membuang daun-daun itu
satu persatu. Biasanya, binatang-binatang sungai itu akan tertinggal di tanggok setelah daun-daunnya dibuang. Nanggok masih sering dilakukan
masyarakat Dayak Kancing’k di Lubuk Piling.
No comments:
Post a Comment